Tahukah Anda bahwa kebanyakan orang hidup dengan lebih mengandalkan
otak kiri? Jumlah mereka ada sekitar 80 sampai 85 persen. Sebagian
memang tidak didominasi otak kiri saja, tetapi campuran antara keduanya.
Sisanya, 15-20 persen adalah para pengguna otak kanan. Mana yang lebih
baik atau sebaliknya, mana yang lebih jelek, tidak mudah untuk dijawab.
Masing-masing sisi mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi
dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis
dan membaca, juga merupakan pusat matematika. Sementara otak kanan untuk
sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain, serta
pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan
intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh (seperti
menari, menyanyi, dan melukis).
Lebih jelas lagi, untuk mengetahui seseorang menggunakan sisi otak
bagian mana bisa dilihat dari dominasi telinga, mata, kaki dan tangan.
Mereka yang lebih banyak menggunakan otak kiri, telinga kanannya
cenderung lebih tajam, kaki dan tangannya cenderung lebih kuat dibanding
tangan dan kaki kiri. Demikian sebaliknya. Dalam bentuk yang lain juga
bisa ditandai dengan penampilan meja seseorang. Kalau seseorang yang
dominan menggunakan otak kanan, ciri meja kerjanya cenderung berantakan.
Meski begitu dia mengetahui dengan pasti di mana letak barang-barang
yang dicari serta apa yang saat itu dikerjakan. “Sebab, pada mereka yang
lebih banyak menggunakan otak kanan proses berpikirnya pararel,
sedangkan pengguna otak kiri cara berpikirnya serial,” kata Ruswaldi.
Karena jumlah pengguna otak kanan jauh lebih kecil dibandingkan
pengguna otak kiri, ada kecenderungan pengguna otak kanan kini banyak
dicari. “Orang suka memperkerjakan mereka (pengguna otak kanan) karena
kreatif, lebih mudah bergaul, lebih bisa memotivasi diri dan EQ (emotional intellingence
atau kecerdasan emosi)-nya lebih bagus,” kata dr. Ruswaldi. Dari
sinilah kemudian, sejak sekitar 20 tahun terakhir, lahir senam otak (brain gym).
Roger Sperry, seorang visiolog kedokteran berhasil membuktikan bahwa
gerakan-gerakan tertentu bisa mempengaruhi otak. Dengan menerapkan
terhadap anak-anak hiperaktif, ternyata gerakan-gerakan tersebut
berhasil menenangkan mereka. Penemuan Roger Sperry ini membuahkan Hadiah
Nobel tahun 1981.
Jadi mulanya senam itu memang dimanfaatkan untuk membantu anak-anak
bermasalah. Hiperaktif salah satu di antaranya, juga anak-anak yang
sulit kosentrasi dan depresi. Dalam perkembangan selanjutnya senam otak
banyak digunakan untuk bermacam-macam kegunaan. Malah kewaspadaan (awareness) serta refleks orang lanjut usia yang sudah hilang bisa dibangkitkan kembali lewat senam otak. Dengan senam otak, RAS (reticulo activating system atau
pusat kewaspadaan seseorang) bisa disiagakan lagi. Dengan
latihan-latihan tertentu, RAS di batang otak disiagakan. Latihan ini,
antara lain, berupa jalan merangkak dengan gerakan kaki dan tangan
menyilang.
“Di Amerika dan Eropa brain gym sudah populer karena sudah
terbukti kegunaannnya, lagipula senam itu latihannya cukup sederhana,”
kata Ruswaldi. Sementara di Indonesia senam otak belum terlalu
memasyarakat. Meski mudah menjalankan, tetapi pada awalnya diperlukan
panduan dari orang yang memeng mempunyai pengetahuan tentang senam otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar