Selasa, 04 April 2017

3 klub sepak bola terbesar di Indonesia

JAKARTA, Indonesia — Ada puluhan klub sepak bola yang bertanding di kompetisi utama Indonesia. Namun keempat klub ini merupakan yang paling berprestasi dan memiliki basis pendukung terbesar di Tanah Air.
Persija Jakarta
Pesepakbola Persija Jakarta saat sedang menjalani sesi latihan pada 28 Oktober 2016. Foto oleh Maulana Surya/Antara



Pesepakbola Persija Jakarta saat sedang menjalani sesi latihan pada 28 Oktober 2016. Foto oleh Maulana Surya/Antara
Persija Jakarta merupakan salah satu klub sarat prestasi yang dimiliki Indonesia. Di kompetisi domestik, Persija sudah mengoleksi 10 gelar juara, dengan rincian 9 kali juara Perserikatan dan sekali Liga Indonesia.
Gelar juara Perserikatan diraih Persija pada musim:
  • 1931
  • 1933
  • 1934
  • 1938
  • 1954
  • 1964
  • 1973
  • 1975
  • 1979

Sedangkan satu-satunya gelar Liga Indonesia disabet pada 2001.
Sejarah mencatat Persija adalah reinkarnasi dari VIJ yang merupakan salah satu pendiri Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Persija didirikan pada 28 November 1928. Itu berarti sudah 88 tahun Persija berdiri dan mampu membuktikan sebagai salah satu kekuatan tradisional di sepak bola Indonesia.
Sebenarnya Persija merupakan bond sepak bola dari administratif Jakarta Pusat. Maka tidak heran pada era Perserikatan, Persija lebih dikenal dengan nama Persijapus atau Persija Jakarta Pusat.
Namun sejak era Liga Indonesia, nama Persija lebih populer digunakan. Itu karena perkembangan klub yang juga ada di DKI Jakarta seperti PSJS Jakarta Selatan, Persijatim Jakarta Timur, hingga Persitara Jakarta Utara gagal menandingi kiprah Persijapus di kompetisi nasional.
Saat ini pada 2016, tim yang tampil dengan jersey berwarna oranye ini dilatih oleh juru racik dari Brasil: Paulo Camargo.
Dalam tim Persija sekarang juga masih terdapat pemegang caps terbanyak timnas Indonesia, Bambang Pamungkas. Pemain asal Semarang itu telah menjadi simbol klub berjuluk Macan Kemayoran itu.
Di sisi lain karena telah menjadi kebanggaan warga DKI Jakarta, Persija pun memilih Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan sebagai markasnya untuk menggelar pertandingan.
Jumlah suporter Persija yang dikenal dengan nama The JakMania diperkirakan mencapai 50 ribu untuk kawasan Jabodetabek.
Persib Bandung



Pada era kompetisi profesional Indonesia Super League (ISL), Persib Bandung berkembang menjadi klub yang modern.
Maung Bandung Laris diminati banyak sponsor hingga penjualan tiket yang selalu di atas rata-rata kapasitas stadion. Perubahan ini membuat merk Persib menjadi kebanggaan tersendiri buat para bobotoh —julukan untuk pendukung Persib.
Seiring berkembangnya Persib menjadi klub modern, prestasi juga datang silih berganti. Setelah sempat paceklik gelar juara selama 19 tahun —terakhir juara Liga Indonesia musim 1994/1995— Persib kembali meraih mahkota juara ISL pada 2014.
Pada 2015 Persib juga menjadi juara Piala Presiden.
Tapi sebetulnya Persib yang didirikan pada 1933 merupakan salah satu pengoleksi gelar juara Perserikatan terbanyak. Total 5 titel juara Perserikatan pernah diraih Persib, masing-masing pada musim:
  • 1939
  • 1961
  • 1986
  • 1989/1990
  • 1993/1994

Persib pun dikenal sebagai pemasok pemain timnas Indonesia, baik level junior maupun senior. Banyak legenda timnas Indonesia yang pernah memperkuat Persib pada masa jayanya.
Dari sisi jumlah penggemar, Persib merupakan salah satu klub paling banyak memiliki suporter. Dalam salah satu survei yang dilakukan manajemen Persib, mereka menemukan fakta bahwa di kawasan Jawa Barat saja, jumlah penggemarnya mencapai 4,5 juta orang.
Sehingga bila ditotal dengan penggemar di luar Jawa Barat, jumlahnya bisa melebihi angka tersebut. Maka tidak mengherankan jika setiap Persib bertanding di berbagai daerah, pasti selalu lebih dari ribuan bobotoh turut menyaksikan.
Arema Cronus
Pemain dan ofisial Arema Cronus mengangkat trofi juara Piala Bhayangkara. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara



Pemain dan ofisial Arema Cronus mengangkat trofi juara Piala Bhayangkara. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara
11 Agustus selalu menjadi hari istimewa buat masyarakat Malang Raya. Pada tanggal itulah warga Malang pasti tumpah ruah untuk merayakan ulang tahun klub kebanggaan mereka, Arema.
Sejak didirikan pada 11 Agustus 1987, hingga sekarang Arema menjadi satu-satunya mantan klub Galatama yang mampu berkibar. Gelar juara ISL 2009/2010 menjadi puncak sukses dalam sejarah klub Arema berlogo singa ini.
Sebelumnya di kompetisi Galatama, Arema juga pernah meraih gelar juara. Keberhasilan itu dicatat pada penyelenggaraan kompetisi "swasta" ini pada musim 1992/1993. Arema juga pernah tercatat menjadi juara Divisi I 2004 setelah musim sebelumnya terdegradasi dari Divisi Utama.
Kini Arema dengan manajemen klub yang mapan hingga jumlah pendukung fanatik yang luar biasa banyaknya di berbagai daerah hingga mancanegara, membuat tim ini selalu menjadi aktor utama sepak bola Indonesia.
Apalagi tim berjulukan Singo Edan tersebut mampu secara konsisten berada di papan atas kompetisi di tiap musimnya. Tahun 2016 ini, Arema menjuarai Piala Bhayangkara.
Saat ini Arema dilatih pelatih asal Bosnia-Herzegovina, Milomir Seslija. Skuat Arema yang sekarang juga banyak dihuni pemain berlabel timnas.
Tidak heran bila tim yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, itu tidak pernah absen dari daftar tim favorit juara di berbagai ajang.
Namun di sisi lain, ada sejarah kelam yang tercatat dalam buku Arema. Sejarah pahit itu tidak lain karena sempat terjadi dualisme pengelolaan Arema, tepatnya mulai 2011. Tapi perlahan namun pasti, dualisme itu mulai mencair.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar